Ketika Anda mendapati Si Kecil tidak merespons atau tidak bereaksi saat Anda berinteraksi dengannya, bisa jadi itu adalah tanda-tanda adanya gangguan pada pendengarannya. Jika mendapati hal ini, baiknya jangan disepelekan sebab gangguan pendengaran berhubungan dengan kemampuan bicaranya kelak. Penjelasan lengkap mengenai gangguan pendengaran bisa Anda temukan di bawah ini.
Pengertian gangguan pendengaran pada anak
Telinga diciptakan untuk menerima suara dan mengubah sinyal sehingga bisa dipahami oleh otak. Maka dari itu, ketika terjadi gangguan pada telinga, bisa saja diakibatkan ada gangguan pada telinga sehingga ia tidak berfungsi secara normal.
Gangguan pendengaran merujuk pada kondisi di mana Si Kecil tidak bisa mendengar suara dalam pendengaran yang normal. Ada tiga tingkatan gangguan pendengaran, yaitu gangguan ringan, sedang, dan parah. Oh, ya gangguan pendengaran bisa juga terjadi karena cacat lahir. WHO menjelaskan bahwa sekitar 5% anak perlu rehabilitasi karena mengalami gangguan pendengaran.
Gejala gangguan pendengaran pada anak
Berbicara soal gangguan pendengaran, tanda dan gejala yang terlihat bisa berbeda. Semakin lama anak mengalami gangguan, perkembangannya akan semakin terhambat. Jadi, jika Anda mendapati si Buah Hati menunjukkan tanda-tanda gangguan pendengaran, cegah sejak dini agar tidak terjadi kondisi yang lebih berat.
Gejala-gejala gangguan pendengaran yang umum terjadi pada bayi, di antaranya:
– Bayi tidak terkejut saat mendengar suara kencang.
– Tidak merespons ke sumber suara.
– Sulit mengucapkan kata apa pun.
– Tidak menoleh saat namanya dipanggil.
Gejala-gejala gangguan pendengaran pada anak:
– Anak mengalami delay speech yang parah.
– Tidak jelas dalam melafalkan kata.
– Tidak bisa mengikuti instruksi.
– Berbicara lebih keras dari biasanya.
– Sering mengucapkan “Hah” dan “Apa” saat anak diajak bicara.
– Selalu menyalakan alat dengan volume tinggi.
– Anak mengeluh karena tidak mendengar suara.
Secara umum, gejala dan tanda gangguan pendengaran lebih mudah untuk dideteksi saat bayi dan balita dibandingkan dengan anak-anak yang bisa berbicara dengan jelas dan lantang. Anda bisa memantau perkembangan bayi dan balita lewat grafik perkembangan anak. Namun, pada anak usia sekolah, mendeteksinya agak sulit. Anda harus jeli dan seksama memperhatikan ciri atau tanda tak lazim yang mengarah pada gangguan pendengaran.
Baca Juga:
Mengenal Lebih Dalam tentang Sistem Tata Surya Kita
Latih Konsentrasi Anak Lewat 8 Permainan yang Mengasyikkan
Kaktus
Penyebab gangguan pendengaran pada anak
Penyebab dan tanda gangguan pendengaran pada anak bisa terjadi karena banyak hal. Menyesuaikan jenis gangguan yang biasa terjadi, ini dia beberapa penyebab gangguan pendengaran pada anak.
1. Konduktif
Penyebab gangguan pendengaran konduktif terjadi saat timbul masalah dengan suara yang masuk lewat telinga luar dan tengah. Gangguan pendengaran konduktif bisa terjadi secara temporer sebab penyembuhannya bisa ditempuh lewat obat-obatan dan terapi sampai pembedahan.
Penyebab gangguan pendengaran konduktif ini di antaranya adalah:
– Kotoran di telinga yang sudah menumpuk
– Ada cairan yang masuk ke dalam telinga
– Mengalami cacat dari lahir pada gendangan telinga, tulang telinga
– Gangguan karena keturunan
2. Sensorineural
Gangguan pendengaran sensorineural adalah kondisi di mana Si Kecil mengalami gangguan sensorineural yang timbul karena ada masalah di telinga bagian dalam, seperti bagian sarat koklea vestibular. Pada orang tua, gangguan pendengaran seperti ini bersifat permanen, tapi ada kemungkinan bisa diatasi dengan mengenakan alat bantu dengar.
Gangguan pendengaran sensorineural timbul karena:
– Perkembangan yang abnormal sedari Rahim
– Terkena penyakit atau infeksi
– Timbul karena pengobatan tertentu
– Tumor
– Terlalu sering mendengar suara keras
Selain dua sebab di atas, ada pula sebab campuran yang merupakan gabungan dari dua sebab di atas.
Yuk, singgah di ANAKBISA untuk informasi parenting dan edukatif lainnya.