Ternyata ada lho hewan yang hanya muncul 17 tahun sekali. Hewan ini dikenal dengan nama cicada dalam bahasa Inggris. Hewan ini jarang terlihat tapi suaranya begitu bising. Yuk, kita kenalan dulu dengan hewan unik ini.
Beragam Sebutan untuk Cicada
Hewan yang berupa serangga ini dijumpai di beberapa negara. Di Indonesia, cicada memiliki banyak nama. Di Jawa Barat cicada disebut tonggeret, turaes atau cengreret. Sementara orang Jawa menyebut hewan ini dengan nama cenggeret, kinjeng tangis, garengpung, atau uir-uir. Nyengnyeng adalah sebutan di daerah Makassar. Orang Manado menyebut hewan ini rie-rie. Adapun orang Bali menyebut cicada sebagai sinayu dan ores. Berbeda dengan di Bali selatan, Cicada disebut sawen ai. Kriang adalah sebutan dari orang Kalimantan dan di Muara Enim disebut sesiar.
Lalu bagaimana penyebutan hewan ini di luar negeri?
Di Jepang, tonggeret disebut semi, di Spanyol di sebut cigarre, dan di Prancis disebut cigale.
Kemunculan Tonggeret Periodik
Di Amerika Serikat, khususnya di wilayah timur ada fenomena khusus. Pada tahun 2004, yang merupakan kemunculan terakhirnya, penduduk dikagetkan dengan kemunculan cicada dalam jumlah yang sangat banyak. Adapun jenis tonggeret yang muncul adalah jenis periodik yang oleh para ahli serangga dari Amerika Serikat disebut Brood X. Jenis tonggeret ini hanya muncul tiap 17 tahun sekali.
Amerika Utara merupakan rumah bagi 15 jenis tonggeret periodik. Dari lebih dari 3.000 spesies tonggeret, yang ada di benua ini merupakan satu-satunya tonggeret yang dianggap tonggeret periodik. Seperti semua tonggeret, mereka menjalani sebagian besar hidup mereka di bawah tanah. Namun, 12 spesies ini hanya muncul setiap 17 tahun. Tiga spesies lainnya muncul setiap 13 tahun.
Tonggeret di Belahan Benua Lain
Di tempat lain, tonggeret muncul tiap tahun dan disebut sebagai tonggeret tahunan. Waktu hidupnya lebih pendek dibandingkan dengan jenis tonggeret periodik, yaitu antara dua dan lima tahun. Mereka masih hanya muncul sekali dalam hidup mereka, yaitu untuk kawin. Namun, siklus hidup mereka tumpang tindih sehingga induk tonggeret muncul di atas tanah setiap tahun.
Baca Juga:
Mengenal Sejarah Batik di Indonesia, Ragam batik dan Jenisnya
Tahukah Kamu? Ternyata Tikus Bisa Tertawa, Lho!
Mengapa Suara Berubah Saat Menghirup Helium dari Balon?
Suara Tonggeret Mencapai 100 Desibel
Meski tubuh mereka kecil, serangga suaranya sangat keras. Suara yang paling keras muncul dari pejantan. Mereka menggetarkan selaput di perut mereka untuk berdengung, menghasilkan panggilan untuk kawin yang berisik sekali. Faktanya, kawanan tonggeret yang berdengung diketahui suaranya mencapai 100 desibel.
Kira-kira 100 desibel itu seberapa keras ya?
Suara itu setara dengan suara gergaji mesin, bor tangan, atau alat pemotong rumput. Mirip juga dengan ketika kamu berada dekat speaker saat menonton konser.
Tonggeret dan Pergantian Musim
Di Indonesia dulu serangga ini merupakan penanda setia untuk perubahan musim. Suara mereka akan terdengar saat musim pancaroba dari musim kemarau ke hujan atau dari musim hujan ke kemarau. Ketika memberi tanda, mereka akan bersuara seharian. Sayangnya sekarang ini susah sekali mendengarkan suara tonggeret karena serangga ini sudah jarang ditemui.
Informasi edukatif seperti ini bisa tersedia di situs web ANAKBISA. Selain itu, ada juga kelas-kelas menarik yang bisa diikuti oleh putra-putri Bapak dan Ibu. Untuk lebih lengkapnya, yuk kunjungi situs web ANAKBISA.