Di tanah Papua, tepatnya di Biak Numfor, terdapat permainan anak-anak yang menggunakan bilah kayu yang disebut kayu malele. Dilihat dari teknis bermain dan aturannya, permainan tradisional ini mirip dengan bentik di Jawa.
Untuk memainkan permainannya, sebaiknya di tanah lapang terbuka agar pemain bisa memainkan secara maksimal dan untuk meminimalisir risiko kecelakan.
Alat yang Dibutuhkan dalam Permainan Kayu Malele
Permainan kayu malele tidak membutuhkan banyak alat atau instrument. Kayu adalah satu-satunya instrumen yang harus dipersiapkan. Dua buah batang kayu berukuran diameter minimal 2 cm harus dipersiapkan. Panjangnya boleh disesuaikan dengan keinginan, seperti 30 cm atau 50 cm.
Dua buah kayu tersebut nantinya punya peran yang berbeda, yakni ada kayu yang difungsikan sebagai pemukul, satunya lagi difungsikan sebagai anak tongkat (kayu yang dipukul).
Ukuran kayu anak tongkat biasanya lebih kecil dibandingkan tongkat pemukulnya. Misal, diameternya tidak lebih dari 2 cm dan panjangnya 15 cm atau 20 cm.
Setelah dua kayu disiapkan, selanjutnya buat lubang sepanjang 3 cm untuk menyimpan kayu anak tongkat agar bisa berdiri.
Cara Bermain Permainan Kayu Malele
Sekarang mari kita mulai permainannya. Buat dua kelompok, dan putuskan kelompok mana yang akan bermain duluan. Kelompok yang bermain ada di belakang lubang tanah yang telah disiapkan tadi. Kelompok lain berjaga di arah yang berlawanan. Pastikan jaraknya tidak terlalu dekat agar tidak kena lempar kayu tongkat. Cara bermainnya:
1. Simpan anak tongkat secara melintang di atas lubang tanah. Lalu, taruh tongkat dibelakang anak tongkat. Hentakan dengan dua tangan supaya anak tongkat melayang sejauh mungkin. Setelah itu, simpan tongkat secara melintang di lubang tanah tadi.
2. Saat anak tongkat terlempar, lawan harus menangkap anak tongkat tersebut. Apabila tertangkap, maka permainan berakhir. Namun, apabila anak tongkat terlempar ke tanah, lawan harus melempar kembali ke lubang yang dibuat tadi.
Apabila pemain berhasil mengenai tongkat pemukul yang sebelumnya disimpan di atas lubang, maka permainan selesai dan kelompok itulah yang memenangkan permainan. Namun, saat melempar anak tongkat tapi meleset, maka pemain harus menghitung jarak jengkal tongkat dari lubang. Jumlah jengkal inilah yang dijadikan point.
3. Jika tahap ini selesai, berikutnya memukul anak tongkat dengan cara berdiri sambil memegang tongkat dan anak tongkat dengan satu tangan. Lalu, lempar anak tongkat ke atas dan pukul sekeras mungkin agar ia terlempar jauh. Setelah itu, penjaga harus menangkap anak tongkat yang terlempar tadi, seperti aturan pertama di atas.
4. Tahap selanjutnya, letakan dengan posisi berdiri anak tongkat di lubang tanah. Pukul bagian ujung tongkat yang menyembul ke atas tanah. Pukul anak tongkat yang terlontar tadi.
Jika berhasil memukul anak tongkat, maka dianggap mati, tapi apabila pukulan kena dan melayang jauh, maka tidak boleh dilempar oleh pemain lawan. Tapi langsung dihitung jengkal dari lubang sampai posisi anak tongkat tadi. Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang berhasil mengumpulkan jumlah poin paling banyak.
Nah, seru bukan? Yuk ajak teman-temanmu dan mainkan permainan ini!