Pendahuluan
Di era perkembangan teknologi yang semakin pesat, cara kita menulis dan mengembangkan kode pun mengalami perubahan. Salah satu tren terbaru yang mulai banyak dibicarakan adalah “Vibe Coding” — pendekatan baru dalam pemrograman yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membantu proses coding, bahkan tanpa perlu memahami kode secara mendalam.
Dalam video berjudul “036 Vibe Coding”, Mico Wendy menjelaskan konsep ini secara santai sekaligus informatif. Ia juga membagikan pengalamannya menggunakan berbagai tools berbasis AI seperti ChatGPT, Copilot, Claude, dan WindSurf. Video ini sangat cocok untuk kamu yang tertarik dengan pemrograman, AI, atau ingin tahu bagaimana cara kerja coding modern yang lebih fleksibel.
Tonton videonya di sini:
Apa Itu Vibe Coding?
Vibe Coding adalah istilah yang pertama kali populer pada Februari 2025. Konsep dasarnya adalah menulis kode dengan hanya memberikan ide atau instruksi dalam bentuk bahasa alami kepada AI, tanpa harus menulis atau membaca kode secara langsung. AI akan menghasilkan kode berdasarkan perintah kita, lalu kita cukup mengevaluasi hasilnya dan memberikan masukan tambahan jika perlu.
Pendekatan ini sangat cocok digunakan dalam beberapa konteks berikut:
- Membuat prototipe (proof of concept)
- Mengeksplorasi ide aplikasi dengan cepat
- Belajar memahami struktur program dari hasil AI
Pengalaman Menggunakan Berbagai Tools
Dalam videonya, Mico mencoba beberapa platform dan membandingkan performanya dalam mendukung Vibe Coding:
- WindSurf
Tool ini memungkinkan penggabungan backend (Python) dan frontend (React.js) dalam satu tempat. Keunggulannya adalah kemampuan berpindah antara mode chat dan mode penulisan kode dengan mudah. Namun, kadang-kadang AI mengubah bagian yang tidak diminta, sehingga kita harus berhati-hati saat melakukan iterasi. - Visual Studio Code dengan GitHub Copilot
Platform ini menawarkan banyak fitur dan cocok untuk proyek besar. Namun integrasi antara mode chat dan coding tidak sefleksibel WindSurf. Untuk berpindah dari satu mode ke mode lain, sering kali perlu memulai ulang sesi kerja. - Claude dan GPT-4
Mico juga mencoba model-model language AI terbaru seperti Claude 3.7 dan GPT-4.1 untuk melihat sejauh mana efektivitas dan efisiensinya dalam menghasilkan kode. Hasilnya cukup menjanjikan, terutama dalam proses eksplorasi awal proyek.
Catatan Penting
Meskipun Vibe Coding sangat membantu dalam mempercepat proses pengembangan aplikasi, ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan:
- Kadang AI mengubah desain atau struktur kode tanpa diminta
- Instruksi sebelumnya bisa terlupakan jika konteks terlalu panjang
- Tetap dibutuhkan pemahaman dasar tentang konsep coding dan alur logika
Perubahan di Dunia IT
Salah satu poin menarik dalam video ini adalah bagaimana Vibe Coding mencerminkan perubahan besar di dunia teknologi dan pekerjaan IT. Dengan bantuan AI, kebutuhan akan tenaga kerja manusia bisa berubah. Perusahaan bisa menghemat biaya dan waktu dengan memanfaatkan AI sebagai asisten coding.
Namun, ini bukan berarti profesi programmer akan hilang. Justru peran mereka akan berubah menjadi lebih strategis, yaitu mengarahkan, mengevaluasi, dan mengoptimalkan hasil kerja AI. Mereka yang bisa beradaptasi dengan teknologi ini akan tetap sangat dibutuhkan.
Kesimpulan
Vibe Coding bukan sekadar tren sesaat, melainkan bagian dari transformasi besar dalam cara kita membangun software. Dengan pendekatan ini, siapa pun bisa mulai membuat aplikasi hanya dengan memberikan instruksi kepada AI. Meski begitu, untuk membangun produk yang matang dan kompleks, pemahaman teknis tetap penting.
Jika kamu penasaran seperti apa penerapan Vibe Coding secara langsung, tonton video lengkapnya dari Mico Wendy dan temukan inspirasi baru untuk cara ngoding yang lebih cerdas dan efisien.