Indonesia dijajah oleh Belanda selama ratusan tahun, maka tak heran banyak peninggalan bangsa Belanda di Indonesia. Salah satunya adalah benteng. Terdapat beberapa benteng peninggalan Belanda, baik yang dibuat sendiri atau hasil merebut dari penjajah sebelumnya. Mau tahu apa saja namanya? Yuk simak uraiannya berikut ini.
Benteng Van der Wijck – Kebumen

Benteng Van der Wijck, yang dibangun pada masa perang Pangeran Diponegoro, terletak di Gombong, Kabupaten Kebumen. Bangunan ini memiliki sejarah yang kaya dan menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa penting pada masa tersebut.
Salah satu ciri khas dari Benteng peninggalan Belanda ini adalah seluruh bangunan atapnya terbuat dari batu bata. Hal ini memberikan kesan kuat dan kokoh pada struktur bangunan. Dengan desain arsitektur yang unik ini, benteng ini menarik perhatian pengunjung yang tertarik dengan bangunan bersejarah.
Setelah Indonesia merdeka, Benteng Van der Wijck digunakan oleh TNI Angkatan Darat sebagai pos militer. Namun, sejak tahun 2000, benteng ini mengalami pengembangan menjadi destinasi wisata yang menawarkan berbagai fasilitas kepada para pengunjung. Perubahan ini bertujuan untuk menjaga warisan sejarah benteng sambil memberikan manfaat ekonomi dan pariwisata bagi daerah setempat.
Benteng Van der Wijck kini menjadi tujuan wisata yang populer di Kebumen. Pengunjung dapat mengeksplorasi kompleks benteng, menjelajahi setiap sudutnya, dan merasakan atmosfer sejarah yang masih terasa. Selain itu, terdapat juga fasilitas lain seperti area permainan anak, ruang pameran, dan tempat makan yang menambah kenyamanan dan kepuasan wisatawan yang datang berkunjung.
Benteng Vredeburg – Yogyakarta

Bangunan bersejarah yang mulai dibangun pada tahun 1760 dan selesai pada tahun 1787, adalah sebuah benteng yang terletak di pusat kota Yogyakarta, tepatnya di antara jalan Malioboro sampai titik nol kilometer. Benteng peninggalan Belanda ini awalnya diberi nama Benteng Rustenburgh yang berarti ‘tempat istirahat’ dalam bahasa Belanda.
Pada masa kepemimpinan Daendels, nama benteng ini diubah menjadi Benteng Vredeburg yang memiliki makna ‘perdamaian’. Benteng Vredeburg memiliki nilai sejarah yang signifikan, karena menyimpan banyak cerita perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam melawan penjajahan Belanda maupun Jepang.
Benteng peninggalan Belanda ini menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, termasuk perjuangan rakyat Yogyakarta dalam merebut kemerdekaan. Selama masa penjajahan Belanda, Benteng Vredeburg digunakan sebagai markas militer dan pusat administrasi pemerintahan kolonial.
Setelah kemerdekaan Indonesia, benteng ini diubah menjadi museum yang dikenal sebagai Museum Benteng Vredeburg. Museum ini memamerkan koleksi yang meliputi foto, dokumen, senjata, dan benda-benda bersejarah lainnya yang terkait dengan perjuangan kemerdekaan.
Benteng Fort Rotterdam – Makassar

Fort Rotterdam merupakan salah satu cagar budaya yang terletak di Makassar. Benteng peninggalan Belanda ini memiliki sejarah yang kaya dan berawal dari pembangunannya pada tahun 1545 oleh Raja Gowa X. Pada awalnya, benteng ini memiliki bentuk segi empat yang mirip dengan benteng-benteng Portugis lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, benteng ini mengalami kerusakan akibat penyerangan Belanda terhadap Kesultanan Gowa. Sebagian dari bangunan benteng ini hancur akibat pertempuran tersebut. Setelah penyerangan tersebut, Gubernur Jenderal Speelman memerintahkan perombakan benteng dengan gaya arsitektur Belanda. Benteng ini kemudian diberi nama Fort Rotterdam.
Salah satu ciri khas dari benteng peninggalan Belanda ini adalah bentuk bangunannya yang menyerupai seekor penyu jika dilihat dari ketinggian. Bentuk ini memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang melihat benteng dari udara atau titik pengamatan yang tinggi.
Fort Rotterdam kini menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Makassar. Pengunjung dapat menjelajahi kompleks benteng, melihat sisa-sisa bangunan yang masih ada, dan mempelajari sejarah yang terkandung di dalamnya. Selain itu, terdapat pula museum yang menyajikan informasi dan koleksi artefak terkait sejarah dan kebudayaan Makassar.
Keberadaan Fort Rotterdam tidak hanya sebagai saksi sejarah perjuangan Kesultanan Gowa melawan penjajah, tetapi juga menjadi warisan budaya yang berharga bagi masyarakat Makassar dan Indonesia pada umumnya.
Benteng Pendem Van den Bosch – Ngawi

Terletak di Kabupaten Ngawi, Benteng Pendem Van den Bosch, merupakan sebuah benteng yang memiliki sejarah yang cukup penting. Benteng ini mulai dibangun pada periode Perang Diponegoro sekitar tahun 1825-1830. Saat itu, benteng peninggalan Belanda ini berperan sebagai tempat pertahanan Belanda dalam menghadapi pasukan Diponegoro.
Namun, seiring berjalannya waktu, Benteng Pendem Van den Bosch mengalami revitalisasi untuk mempertahankan keasliannya dan tetap dapat dinikmati oleh generasi sekarang. Proses revitalisasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi fisik benteng dan menjaga nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Benteng peninggalan Belanda ini memiliki ciri khas yang menonjol, yaitu terdapat 510 buah lubang pintu dan jendela. Jumlah lubang pintu dan jendela tersebut melebihi jumlah yang dimiliki oleh Lawang Sewu, yang juga merupakan salah satu bangunan bersejarah yang terkenal di Indonesia. Keberadaan banyak lubang pintu dan jendela ini memberikan ciri khas tersendiri pada Benteng Pendem Van den Bosch.
Baca juga:
Apa Saja Candi Hindu-Buddha yang Ada di Indonesia?
Apakah Kamu Tahu Arti 6 Tusuk Sate di Gedung Sate?
Apakah Kamu Tahu Gedung Bersejarah di Bandung?
Benteng Pendem Fort Willem 1 – Semarang

Lebih dikenal sebagai Fort Willem 1, Benteng Pendem Fort Willem 1 terletak di daerah Ambarawa, Semarang. Meskipun memiliki sejarah yang menarik, benteng ini memiliki keunikan tersendiri karena masih difungsikan sebagai penjara atau Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Ambarawa.
Benteng ini memiliki ciri khas dimana hanya sisi bagian utara benteng yang dapat dikunjungi oleh para pengunjung. Di sisi ini, pengunjung dapat melihat dan menjelajahi sebagian dari benteng yang masih berdiri kokoh. Sisanya, seperti sisi timur, selatan, dan barat benteng, merupakan bagian dari penjara yang tidak dapat diakses oleh masyarakat umum.
Fort Willem 1, atau Benteng Pendem, mulai ditempati pada tahun 1844. Meskipun telah berusia cukup tua, bentuk dan struktur benteng ini tidak mengalami banyak perubahan hingga saat ini. Keberadaannya yang masih utuh menjadi saksi bisu dari masa kolonial Belanda di Semarang.
Benteng Amsterdam – Maluku Tengah

Terletak di Hila, kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Benteng Amsterdam merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang berjarak sekitar 42 km dari pusat Kota Ambon. Benteng ini memiliki sejarah panjang yang dimulai pada tahun 1512 dan diselesaikan pada tahun 1649-1656. Dinamakan benteng Amsterdam, mengacu pada ibu kota Belanda pada saat itu.
Awalnya, benteng peninggalan Belanda ini digunakan sebagai loji perdagangan oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan dagang Belanda. Namun, seiring berjalannya waktu, situs ini kemudian beralih fungsi sebagai kubu pertahanan di bawah pemerintahan Belanda. Benteng ini menjadi bagian penting dalam sistem pertahanan kolonial Belanda di Maluku.
Belanda meninggalkan Benteng Amsterdam pada tahun 1900 dalam keadaan rusak. Meskipun mengalami kerusakan, Benteng Amsterdam tetap mempertahankan daya tarik sejarahnya. Bangunan-bangunan yang masih berdiri memberikan gambaran tentang keberadaan benteng pada masa lalu.
Benteng Belgica – Maluku Tengah

Belgica, yang terletak di Banda Neira, Maluku Tengah, adalah salah satu peninggalan sejarah yang penting di Indonesia. Benteng peninggalan Belanda ini dibangun pada tahun 1611 oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan dagang Belanda pada masa kolonial.
Benteng Belgica terletak pada ketinggian 30 meter di atas permukaan laut, memberikan pemandangan yang indah dan strategis. Awalnya, benteng ini didirikan untuk menghadapi perlawanan dari masyarakat setempat yang menentang monopoli dagang VOC. Benteng ini memiliki bentuk segi lima dengan dua lapisan dinding dan menara besar di setiap sisinya.
Pada tahun 2015, Benteng Belgica secara resmi terdaftar sebagai salah satu cagar budaya. Pengakuan ini menegaskan nilai historis dan budaya yang dimiliki oleh benteng ini. Benteng peninggalan Belanda ini menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah perdagangan dan penjajahan di wilayah Banda Neira.
Benteng Belgica merupakan salah satu warisan bersejarah yang penting bagi Maluku Tengah dan Indonesia pada umumnya. Belgica adalah saksi bisu dari masa lalu yang mempertemukan kita dengan perjuangan dan perjalanan bangsa.
Apakah kamu tahu benteng lain peninggalan Belanda di Indonesia?