Dampak masuknya kepercayaan Hindu Budha ke Indonesia menciptakan perubahan dalam kebiasaan serta perilaku masyarakat Indonesia. Jejak warisan kedua kepercayaan tersebut muncul dalam berbagai bentuk kuil, candi, prasasti, naskah kuno, arca, dan berbagai artefak lainnya. Saat ini, warisan-warisan tersebut telah dijaga dengan baik dan dijadikan tempat wisata bagi masyarakat.
Candi merupakan salah satu peninggalan yang menakjubkan dan terkenal. Peninggalan ini merupakan bangunan kuno yang terbuat dari batu yang biasanya digunakan sebagai makam para raja, tokoh agama Hindu Buddha, serta tempat ibadah pada masa lampau. Nah, sekarang kita akan membahas 5 bangunan tersebut.
Borobudur
Borobudur, sebagai salah satu candi yang terdapat di Indonesia, merupakan stupa yang didirikan oleh pengikut agama Buddha Mahayana. Bangunan tersebut didirkan pada sekitar abad ke-9 Masehi, pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra.
Borobudur adalah candi Buddha terbesar. Selain itu, bangunan ini juga merupakan salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Kompleks bangunan ini terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar dengan tiga pelataran melingkar. Relief sebanyak 2.672 panel dan 504 arca Buddha menghiasi dinding bangunan. Borobudur juga memiliki koleksi relief Budha terlengkap dan terbanyak di dunia.
Pembangunan Borobudur dilakukan pada masa Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-9 Masehi, khususnya pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra. Awalnya, bangunan ini digunakan sebagai tempat ibadah.
Prambanan
Candi ini memiliki luas area yang cukup besar, terdiri dari 10 tingkat dengan enam tingkat pertama berbentuk bujur sangkar dan empat tingkat sisanya berbentuk lingkaran. Setiap sisi dinding bangunan dihiasi relief yang menggambarkan kisah-kisah Bohisattva.
Prambanan, yang terletak di Desa Prambanan Kecamatan Bokoharjo, sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Sleman dan sebagian lainnya masuk ke wilayah Kabupaten Klaten. Bangunan ini merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia dan telah diakui oleh UNESCO sebagai situs warisan budaya dunia sejak tahun 1991.
Selain dianggap sebagai persembahan untuk dewa Trimurti, bangunan ini juga terkenal karena kisah Rara Jonggrang dan Bandung Bandawasa. Arsitektur bangunan ini mengikuti pola tinggi dan ramping yang umum dalam arsitektur Hindu.
Candi utamanya adalah Siwa yang ketinggiannya mencapai 47 meter di tengah kompleks. Prasasti Siwagrha mencatat bahwa pembangunan Prambanan dimulai pada tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan. Kemudian diperluas oleh Balitung Maha Sambu pada masa pemerintahan Kerajaan Medang Mataram.
Baca juga:
Apakah Kamu Tahu Arti 6 Tusuk Sate di Gedung Sate?
Apakah Kamu Tahu Gedung Bersejarah di Bandung?
Sewu
Sewu merupakan kompleks bangunan candi yang didirikan pada abad ke-8 dan terletak di sebelah utara Prambanan. Di Jawa Tengah, Sewu adalah kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Borobudur.
Usia bangunan ini diperkirakan lebih tua daripada Prambanan. Meskipun sebenarnya terdapat 249 candi dalam kompleks ini, masyarakat setempat lebih mengenalnya dengan sebutan “Sewu”, yang berarti seribu dalam bahasa Jawa, karena jumlahnya yang banyak. Penamaan Sewu ini didasarkan pada legenda Roro Jonggrang yang meminta agar seribu candi dibangun dalam semalam.
Muara Takus
Bangunan ini berada di Riau. Bentuk stupa yang menjadi ciri khas Muara Takus menunjukkan bahwa candi ini digunakan sebagai tempat ibadah oleh umat Buddha, terutama yang mengikuti aliran Mahayana. Terdapat tiga bangunan utama di sini yaitu Candi Tua, Bungsu, dan Stupa Mahligai.
Salah satu keunikan Muara Takus yaitu bahan bangunannya. Bahannya terdiri dari batu sungai, batu pasir, serta batu bata. Sebagian besar bangunan dibuat dari batu bata. Bangunan utama di kompleks ini adalah sebuah stupa besar yang berbentuk menara, dengan sebagian besar terbuat dari batu bata dan sebagian kecil terbuat dari batu pasir kuning.
Hal ini berbeda dengan candi-candi di Jawa, yang umumnya menggunakan batu andesit yang diambil dari pegunungan. Berdasarkan informasi yang dikutip dari Wikipedia, para ahli arkeologi belum dapat menentukan dengan pasti tahun berdirinya situs bangunan ini. Beberapa pendapat menyebutkan abad ke-4, abad ke-7, abad ke-9, bahkan abad ke-11.
Akan tetapi, Muara Takus dianggap sudah ada semenjak masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya, sehingga beberapa ahli sejarah beranggapan kalau wilayah ini adalah salah satu pusat pemerintahan kerajaan tersebut.
Plaosan
Ini merupakan salah satu kompleks candi Buddha yang terletak sekitar 1,5 km dari kompleks Prambanan di Indonesia. Kompleks Plaosan terdiri dari dua bagian, yaitu Plaosan Lor yang berada di utara dan Plaosan Kidul yang berada di selatan.
Semua candi dalam kompleks ini memiliki pahatan yang sangat halus dan rinci, menyerupai pahatan yang terdapat di Borobudur. Pembangunan Plaosan dilakukan ketika Rakai Pikatan memutuskan untuk menikahi Pramodhawardhani. Hubungan cinta di antara Rakai Pikatan dengan Pramodhawardhani banyak dikecam dan ditolak karena perbedaan agama.
Pada masa itu, Rakai Pikatan menganut agama Hindu karena berasal dari Dinasti Sanjaya, sementara Pramodhawardhani menganut agama Buddha karena berasal dari Dinasti Syailendra. Candi ini kemudian dibangun oleh Rakai Pikatan sebagai simbol kasih sayangnya kepada sang istri, serta sebagai pengakuan bahwa ia memberikan kebebasan kepada sang istri untuk menjalankan agama yang berbeda.
Apakah kamu nama-nama yang lainnya?