Permainan cenge-cenge dari Maluku Utara ini adalah permainan yang serupa dengan engklek. Sama seperti permainan engklek di tempat lain, permainan cenge-cenge dimainkan oleh anak perempuan yang berusia 5 sampai 12 tahun.
Akan tetapi, permainan yang mulai muncul tahun 1950 ini banyak dimainkan oleh anak laki-laki. Ada beberapa variasi permainan cenge-cenge di Maluku Utara, bergantung dari tingkat kesulitan dan gambar cenge-cenge. Dari sekian banyak variasi, ada dua cenge-cenge yang paling banyak dimainkan, yakni cenge-cenge disko dan cenge-cenge rok garis.
Cenge-cenge rok garis memiliki bentuk gambar yang menyerupai manusia menggunakan rok. Sedangkan cenge-cenge disko bentuk gambarnya adalah bintang, tapi bentuk sudutnya kotak.
Aturan Permainan Cenge-Cenge
Permainan ini bisa dimainkan oleh banyak orang. Tapi sedikitnya permainan ini dimainkan oleh dua orang.
Sementara itu, permainan yang dimainkan di lapangan terbuka ini tidak memerlukan banyak instrumen. Yang diperlukan dalam permainan ini hanyalah tanah lapangan berpasir dan lempengan batu.
Setelah menemukan tanah lapang, pemain menggambar cenge-cenge di atas tanah. Ukuran cenge-cenge terbilang lebih besar dibandingkan dengan engklek di daerah lainnya.
Untuk memainkan permainan cenge-cenge, diperlukan gaco yaitu sejenis lempengan batu di setiap kotak. Permainan ini diawali dengan suit atau suten untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu.
Tahap awal permainan ini adalah melempar gaco dan melompati semua garis. Apabila gaco yang dilempar mengenai garis atau pemain menginjak garis, maka ia gugur dan harus berganti posisi. Ia harus berjaga dan menunggu gilirannya bermain.
Cenge-Cenge di Masa Kini
Cenge-cenge tak hanya terkenal di Maluku Utara, tapi juga di pulau Sulawesi. Di masa lalu, permainan ini begitu terkenal dan banyak dimainkan oleh anak-anak selepas pulang sekolah. Namun, setelah permainan modern muncul, cenge-cenge terpinggirkan. Bahkan sudah jarang ada anak yang mengetahui permainan ini.
Itulah sebabnya, pemerintah mengadakan festival cenge-cenge agar permainan ini tetap lestari. Permainan ini menjadi kompetisi olahraga yang mendorong pemainnya aktif bergerak. Selain itu, festival tersebut juga menjadi media untuk memperkenalkan permainan ini.
Semoga festival cenge-cenge dapat diselenggarakan rutin setiap tahun.