Cerita rakyat di Sulawesi Selatan yang cukup terkenal adalah cerita La Dana dan Kerbaunya. Dongeng di Sulawesi Selatan ini berasal dari Tana Toraja, dan telah disampaikan secara turun temurun. Kisah ini menceritakan tentang seorang anak petani dari Toraja bernama La Dana, yang sangat cerdik dan terkenal di desanya.
Dalam cerita rakyat dari Sulawesi Selatan ini, La Dana memiliki seekor kerbau yang menjadi bagian penting dari kisahnya. Yuk, mari kita ikuti cerita Sulawesi Selatan mengenai La Dana dan Kerbaunya!
Awal Mula Cerita La Dana dan Kerbaunya
Dalam sebuah desa kecil di Toraja, terdapat seorang pemuda cerdik yang dikenal dengan nama La Dana. La Dana memang terkenal akan kecerdasannya, tetapi sayangnya, penggunaan kecerdikannya seringkali membuatnya kurang populer di mata masyarakat setempat. Ia suka memperdaya orang lain dengan pengetahuannya yang luar biasa.
Cerita La Dana dan Kerbaunya pun dimulai. Suatu hari, La Dana dan seorang temannya menerima undangan untuk menghadiri sebuah pesta kematian di desa tetangga. Upacara pemakaman di Toraja selalu diwarnai oleh perayaan dan kebahagiaan. Biasanya, pemilik acara akan menyembelih kerbau-kerbau untuk dimakan bersama tamu undangan.
Setiap tamu, termasuk La Dana, akan mendapatkan bagian daging kerbau sebagai bagian dari tradisi tersebut. Pada kesempatan ini, La Dana mendapatkan bagian kaki belakang kerbau, sementara temannya mendapatkan hampir seluruh bagian, kecuali kaki belakang.
Perbedaan ini membuat La Dana merasa iri dan tidak puas dengan bagian yang ia terima. Ia mulai merencanakan cara agar bisa mendapatkan bagian yang lebih banyak daripada temannya.
Usul Licik dari La Dana
Cerita La Dana dan Kerbaunya berlanjut dengan kisah kelicikan La Dana. Dengan kecerdikan yang dimilikinya, La Dana mengusulkan kepada temannya agar mereka menggabungkan daging-daging kerbau yang mereka terima, lalu menukarkannya dengan seekor kerbau hidup. Alasannya adalah agar mereka bisa merawat kerbau hidup tersebut sampai ia gemuk, baru kemudian mereka akan menyembelihnya. Temannya setuju dengan usulan tersebut.
Beruntung, pemilik acara pemakaman juga menerima usulan tersebut. La Dana dan temannya pun membawa pulang seekor kerbau hidup yang masih kurus ke rumah temannya untuk dirawat bersama.
La Dana Mulai Tidak Sabar
Namun, ketika beberapa waktu berlalu, La Dana mulai kehilangan kesabarannya. Ia ingin segera menyantap daging kerbau. Namun, temannya meminta agar mereka menunggu hingga kerbau itu lebih gemuk. Cerita La Dana dan kerbaunya pun berlanjut dengan kemalangan dan kekesalan La Dana, sehingga ia pergi dengan tangan hampa dan perasaan kecewa.
Saat kembali ke rumah temannya, La Dana mengusulkan kembali agar kerbau itu segera disembelih. Temannya masih meminta agar mereka menunggu lebih lama. La Dana kembali pulang dengan tangan hampa.
Kembali Meminta Kerbau Disembelih
Perasaan iri dan keserakahan La Dana terus membayangi pikirannya. Akhirnya, ia kembali ke rumah temannya dan mengatakan, “Sebaiknya kita potong saja bagian yang menjadi milik saya, dan kamu bisa memelihara hewan ini selanjutnya.” Temannya terdiam sejenak, karena ia tahu bahwa jika kaki belakang kerbau itu dipotong, kerbau itu akan mati.
Setelah berpikir sejenak, temannya mencoba membujuk La Dana untuk mengurungkan niatnya. Ia menjanjikan bahwa ia akan memberikan kaki depan kerbau tersebut kepada La Dana.
Akhirnya Bisa Mendapatkan Kerbau yang Diidamkan
Keserakahan La Dana terbukti tak ada habisnya. Dia terus mendesak temannya untuk segera memotong kerbau tersebut. Temannya akhirnya marah dan berkata, “Kenapa kamu tidak ambil saja seluruh kerbau ini dan jangan pernah datang lagi untuk mengganggu saya!”
La Dana pergi dengan tangan hampa, tetapi kali ini ia membawa pulang seekor kerbau gemuk yang menjadi miliknya. Ia merasa gembira karena semua tipu daya dan kecerdikannya telah berhasil. Namun, ia kehilangan seorang teman dan membuat penduduk desa semakin menjauhinya.
Pesan Moral Cerita La Dana dan kerbaunya
Cerita ini mengingatkan kita tentang pentingnya menggunakan kecerdasan untuk kebaikan dan bukan untuk memperdaya orang lain. Sifat serakah dan keinginan untuk meraih lebih banyak bisa merusak hubungan dengan orang lain dan membuat seseorang kehilangan apa yang sebenarnya berharga dalam hidup, yaitu persahabatan.