Apakah kamu pernah tahu tentang cerita Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari? Cerita rakyat ini berasal dari daerah Jawa dan memiliki beberapa versi. Seperti apa kisahnya? Yuk, baca kisahnya di sini.
Jaka Tarub Bertemu Bidadari
Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa di Jawa Tengah, hiduplah seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Ia adalah seorang pemuda tinggal di hutan. Sebagai orang yang tinggal di daerah hutan, maka aktivitas yang dilakukannya tak jauh dari berburu atau mencari kayu bakar.
Suatu hari, ketika Jaka Tarub berada di hutan untuk mencari kayu bakar, dia mendengar suara-suara dari kejauhan. Karena penasaran, dia pun mendekat ke arah suara tersebut kemudian bersembunyi di balik semak-semak untuk mengamati.
Dari balik persembunyiannya dia melihat sekelompok wanita yang sedang mandi di sungai. Para wanita tersebut adalah para bidadari yang turun ke bumi untuk mandi di sebuah mata air yang suci.
Mencuri Pakaian Nawang Wulan
Salah satu dari para bidadari itu bernama Nawang Wulan, meninggalkan pakaian terbaiknya di tepi mata air. Melihat kecantikan Nawang Wulan, Jaka Tarub pun langsung terpesona. Diam-diam dia ambil selendang milik Nawang Wulan dan kemudian menyembunyikan di balik bajunya.
Setelah selesai mandi, para bidadari pun kembali ke kahyangan. Saat hendak pergi bersama bidadari lainnya, Nawang Wulan kebingungan karena dia tidak menemukan pakaiannya. Dia terlihat menangis karena sedih ditinggalkan oleh saudara-saudaranya yang sudah kembali ke kahyangan.
Melihat Nawang Wulan bersedih, Jaka Tarub mendekati Nawang Wulan.
“Mengapa kamu bersedih?”
“Aku tak bisa pergi ke kahyangan bersama saudara-saudaraku.”
“Mengapa?”
“Selendangku hilang.”
“Aku akan bantu mencari selendangmu.”
Nawang Wulan merasa tersentuh oleh kebaikan pemuda yang baru ditemuinya tersebut. Namun setelah pura-pura mencari selendang tersebut, Jaka Tarub berkata pada Nawang Wulan bahwa dia tak bisa menemukan selendangnya. Akhirnya dia Nawang Wulan untuk ikut pulang bersamanya dan menjadi istrinya.
Nawang Wulan Menjadi Istri Jaka Tarub
Setelah menikah, kedua hidup sebagain pasangan yang berbahagia dan akhirnya dikaruniai seorang anak perempuan. Keduanya pun kemudian hidup sebagai petani.
Di rumahnya, Jaka Tarub memiliki lumbung padi yang anehnya tak pernah habis meskipun selalu dikonsumsi oleh dia, istrinya juga anaknya. Nawang Wulan memiliki sebuah rahasia yang dia tak pernah beritahukan pada suaminya. Setiap memasak nasi, dia hanya menggunakan sebutir padi. Agar rahasianya tidak terbongkar, Nawang Wulan selalu mewanti-wanti suaminya untuk tidak membuka dandang.
Terbongkarnya Rahasia Nawang Wulan
Meski sudah diminta berjanji oleh istrinya agar tidak membuka tutup dandang ketika istrinya sedang menanak nasi, Jaka Tarub melanggarnya. Ketika istrinya izin untuk pergi sebentar, dia pun dengan sengaja membuka tutup dandang. Betapa kagetnya dirinya ketika melihat isi dandang tersebut. Ternyata di dalamnya hanya berisi sebutir padi saja.
Akhirnya Nawang Wulan Mengetahui kalua suaminya telah melanggar janji karena dia tidak bisa lagi memasak nasi seperti dulu. Sekarang dia harus memasak nasi seperti orang biasa. Kemampuannya sebagai seorang bidadari telah hilang.
Akhirnya Selendang Itu Ditemukan
Karena sekarang tidak lagi memasak nasi seperti dulu, akhirnya persedian padi milik suaminya pun bekurang. Tumpukan padi semakin menipis dan ternyata di sana dia menemukan sebuah selendang. Itu adalah selendang miliknya. Betapa senangnya dirinya menemukan kembali selendangnya.
Nawang Wulan akhirnya tahu bahwa selama ini Jaka Tarub telah berbohong padanya. Suaminya adalah pencuri selendangnya. Meski berat karena harus meninggalkan anaknya, Nawang Wulan pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke kahyangan.
Jaka Tarub berusaha untuk mencegah istrinya agar tidak pergi. Dia memohon, namun Nawang Wulang sudah bulat dengan keputusannya. Sebelum pergi, dia pun berpesan pada suaminya.
“Aku mohon tolong jaga baik-baik anak kita. Di saat bulan purnama bawalah dia keluar. Aku akan membawa dia pergi bersamaku.”
Jaka Tarub pun akhirnya kehilangan istrinya yang kembali ke kahyangan.
Pesan dari Cerita
Dari cerita ini kita bisa bisa belajar sesuatu bahwa segala sesuatu harus dimulai dengan kejujuran. Kebohongan hanya akan menimbulkan kesedihan dan ketidakbahagiaan.