Apa yang terpikirkan olehmu ketika mendengar kata radioaktif? Ya, kata yang terkait dengan radioaktif adalah nuklir. Selain itu ada juga radiasi. Kedua kata tersebut cukup menakutkan karena beberapa peristiwa buruk yang pernah terjadi sebelumnya, seperti Chernobyl di Ukraina dan yang terbaru adalah Fukushima, di Jepang. Bagaimana reaksimu jika ternyata pisang mengandung radioaktif?
Apakah ini fakta atau hanya mitos belaka? Yuk, cari tahu jawaban sebenarnya di artikel berikut ini.
Kandung Unsur Kimia dalam Pisang
Semua hal di dunia ini tersusun atas unsur kimia, termasuk juga pisang. Buah yang satu ini mengandung banyak kalium (K), yang merupakan unsur yang terjadi secara alami. Sebagian kecil atom kalium secara spontan mengalami peluruhan, melepaskan sinar beta dan gamma. Bentuk kalium ini disebut isotop kalium-40, atau hanya K-40. Bentuk radiasi ini dikenal sebagai radiasi pengion, yang berarti atom-atom melepaskan elektron dan berbahaya bagi jaringan hidup.
Kalium (K) merupakan unsur yang sering ditemui dengan sebagian kecil atomnya, sekitar 0,012%, bersifat radioaktif. Atom K-40 ini mengalami peluruhan spontan, melepaskan elektron (radiasi beta) serta sinar gamma. Keduanya dapat merusak jaringan. Namun, K-40 tidak terlalu radioaktif, dengan paruh waktu sebesar 1,3 miliar tahun, yang berarti hanya beberapa ribu atom yang mengalami peluruhan setiap detik.
Seberapa Bahaya Kandungan Kalium Tersebut?

Pertanyaannya adalah seberapa banyak kerusakan yang dapat ditimbulkan? Berapa risiko sebenarnya dari memakan pisang? Ini dapat ditentukan oleh dosis radiasi yang diserap oleh jaringan manusia yang relevan, diukur dalam “rem,” satuan yang memperhitungkan jumlah radiasi yang diserap dan efek medis dari radiasi tersebut.
Pengukuran rem cukup kompleks, cukup dikatakan bahwa dosis 10 millirem (mrem) meningkatkan risiko kematian seorang dewasa rata-rata sebesar satu per sejuta. Sebuah pisang mengandung sekitar 450 mg kalium, dan saat dimakan, jadi terdapat sekitar 0,01 mrem dikarenakan kandungan K-40 dalam buah tersebut.
Untuk perbandingan, sinar-X dada mengeluarkan dosis 10 mrem. Untuk bisa menyamai paparan sinar-X, kamu harus mengonsumsi setidaknya 1000 pisang, yang kemudian akan meningkatkan risiko kematian sebesar 1/1 juta. Dengan kata lain, untuk mengakibatkan kematian, kamu harus mengonsumsi buah tersebut 1.000.000 x 1.000 atau satu miliar. Dan itu harus dilakukan dalam satu waktu. Wah, tantangan yang cukup besar ya, untuk makan satu miliar buah kuning yang manis ini.
Namun bagaimana dengan risiko memakan pisang sepanjang hidup? Apakah akumulasi dari kalium itu akan membahayakan? Hal tersebut tidak terjadi karena tubuh kita mengandung kalium sebagai komponen alami, sekitar 120 gram. Selain itu, tubuh mempertahankan jumlah kalium pada level yang konstan, yang dinamakan pengendalian homeostatik. Ini adalah mekanisme yang dijalankan oleh organisme hidup untuk menjaga keseimbangan internal atau homeostasis dalam tubuh.
Beberapa kalium selalu masuk melalui makanan, dan beberapa selalu dikeluarkan, yang berarti tidak ada penumpukan kalium radioaktif. Jadi, walaupun pisang memang radioaktif, dosis radioaktivitas yang dihasilkannya tak menimbulkan risiko. Paparan terhadap radioaktivitas yang lebih besar, namun tetap tidak signifikan, terjadi saat tidur berdekatan dengan seseorang. Dan jika mereka sedang bernapas dengan keras, paparan meningkat karena adanya C-14 dalam karbon dioksida yang mereka hembuskan.
Baca juga:
Kenapa Kamu Butuh Air Liur untuk Mencicipi Makanan
Kenapa Kucing Suka Catnip?
5 Fakta Menarik Tentang Luar Angkasa
Kesimpulan
Jadi, apakah kamu harus berhenti mengonsumsi pisang karena khawatir akan kandungan radioaktifnya? Berdasarkan penjelasan di atas, tampaknya kamu tetap bisa mengonsumsi buah lezat tersebut. Oh, iya ternyata kulit buah tersebut juga bermanfaat lho! Kulitnya bisa digunakan sebagai pengganti semir sepatu yang akan membuat sepatumu jadi mengkilap. Menarik, bukan?